Jakarta, Pojokkulon.com – Tokoh nasional yang juga Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Fast Respon (PW-FRN), Agus Flores, menyampaikan pandangan filosofis mengenai arah hidup manusia dan pentingnya mengenali jati diri. Dalam pernyataannya, Agus mengajak masyarakat—khususnya generasi muda—untuk memahami bahwa manusia memiliki jalan hidup masing-masing, yang dipengaruhi oleh karakter dan kesadaran spiritual.
“Karakter manusia adalah kendali dari dalam diri, sedangkan sifat hanya dipengaruhi oleh dunia luar. Manusia bisa memilih: berjalan lurus atau menjadi ahli strategi,” ungkapnya.
Agus membagi manusia ke dalam dua jenis:
1. Mereka yang menjalani hidup karena trah—garis keturunan dan warisan leluhur yang berkelanjutan, bahkan seolah terbentuk dari siklus reinkarnasi.
2. Mereka yang hidup berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil dari pendidikan dan pengalaman duniawi.
Ia menegaskan bahwa trah adalah abadi dan pertanggungjawabannya langsung kepada Yang Mahakuasa dan para leluhur, sementara ilmu pengetahuan bersifat sementara, dengan tanggung jawab hanya kepada sesama manusia.
“Mata manusia bukan sekadar alat untuk melihat, tetapi juga memiliki magnet untuk membaca situasi, perasaan, dan gerak-gerik. Ini adalah kemampuan batiniah yang jarang disadari,” tambah Agus.
Sosok di Balik Pemikiran Filosofis
Agus Flores, yang memiliki nama lengkap Raden Mas Agus Rugiarto SH, MH, dikenal luas sebagai pengacara senior dan tokoh pers nasional. Ia memimpin PW-FRN, sebuah organisasi yang menaungi lebih dari 2.000 wartawan dan 800 media di seluruh Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, PW-FRN menjalin sinergi kuat dengan institusi Polri dan aktif mengawal berbagai isu strategis nasional, termasuk pemberantasan tambang ilegal (PETI) dan penguatan peran pers di daerah.
Agus juga dikenal sebagai sosok religius dan humanis. Ia rutin bersedekah, mendirikan tempat pengajian, serta aktif memberdayakan masyarakat melalui jalur hukum dan pendidikan. Dengan latar belakang trah Jawa Majapahit dan keturunan Flores Maumere, ia membawa perpaduan nilai luhur dan nasionalisme dalam setiap langkah perjuangannya.
Seruan untuk Anak Bangsa
Melalui pandangan ini, Agus Flores mengingatkan bahwa dalam era modern dan digital, manusia tidak boleh melupakan akar sejarah dan nilai-nilai leluhur. Keseimbangan antara spiritualitas, tanggung jawab moral, dan kecerdasan intelektual harus dijaga demi membentuk generasi yang kuat secara karakter dan jati diri.
(Red/Rezha LDD)