Sulteng, Pojokkulon.com – Keluarga besar purnawirawan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) asal Flores yang kini menetap di Sulawesi Tengah menyatakan dukungan penuh terhadap Kapolri Bersinergi dengan Cucu Andrias Ade (Sniper Lasobuaya) dalam membawa Marwah Polri lebih baik melalui Media Pers.
Dukungan tersebut sekaligus disertai dengan kebanggaan terhadap kiprah Agus Flores, cucu dari tokoh legendaris Sejarah Kehebatan Polri yang terlupakan.
Mendiang Andrias Ade Ini, punya Strategi Jitu Garda Terdepan Membumi Hanguskan Permesta Di Kalimantan dan Sulawesi, bahkan kalau ada Pemberontak Tertembak, Sudah Kelakuan Lasso Buaya itu.
Almarhum Andrias Ade merupakan prajurit Polri asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikenal luas atas peran heroiknya dalam operasi penumpasan pemberontakan di wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada era 1960-an, ternyata terlupakan dalam Sejarah.
Padahal keahlian luar biasa sebagai penembak jitu, Andrias Ade menjadi figur penting dalam sejarah tempur kepolisian Indonesia.
Julukan “Sniper Lasobuaya” disematkan karena reputasinya dalam menuntaskan target hanya dengan satu peluru—kemampuan yang hanya dimiliki oleh prajurit dengan dedikasi, kecakapan tinggi, dan insting militer tajam. Namanya masih harum di berbagai wilayah, khususnya di Sulawesi Barat dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Hal ini disampaikan Mantan Kapolsek Sirenja di Tahun 1960an, Puang.
Puang Menjelaskan, seantero Polisi 60an sangat tau persis sejarah Kakeknya Agus Flores, termasuk Seorang mantan Kapolres Donggala yang menjabat pada tahun 1962 yang Berasal dari Ambon, karena dia memerintahkan Adrias Ade untuk menembak Pimpinan Pemberontakan Permesta Rosyid.
“Sebenarnya yang disuruh Lakukan Penembakan ke Pimpinan Pemberontakan Saya dan Andrias Ade, cuma saya pikir lagi, Peluru itu ngak akan Tembus ke Abd Rosyid, maka saya suruh Om Ade Lasobuaya Nembak, ternyata tembus juga ke Pemberontak tersebut,” ujar Puang.
Karena diketahui Pimpinan Pemberontakan Kebal Peluru, atau bisa dikatakan memiliki Ilmu Kebal.
“Kalau Cerita Om Ade itu, tujuh hari, tujuh malam tidak akan selesai, karena setiap maju di medan perang Kakeknya Agus Flores di Depan, Berani dan Berparas Pemberani,” ujar Puang.
Ia menegaskan, sosok Andrias Ade merupakan simbol keberanian, kecintaan terhadap negara, dan loyalitas tanpa batas. Kini, semangat pengabdian tersebut diyakini hidup kembali melalui sang cucu, Agus Flores, yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan serta memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai bela negara.
“Kami, keluarga besar keturunan Flores di Sulawesi Tengah, menyatakan kebanggaan terhadap perjuangan almarhum Andrias Ade. Kami juga memberikan dukungan moril kepada Agus Flores sebagai generasi penerus yang membawa semangat nasionalisme dan pengabdian,” ujar Puang.
Puang Menceritakan pula, ada Beberapa Putra Angkatnya Jadi Polisi, Salah Satunya Yosep disatuan Macan Tutul (Sekarang Brimob).
“Anaknya Andrias Ade, Yosep Agak miring-miring sedikit, sangat disiplin mengatur Anggota di Brimob, kalau sudah perintah A, tidak boleh menunggu B, Pokoknya Si Cucunya Ugi (Agus Flores) kesayangan Om Ade, dikorek sedikit yang ngamuk Om Ade Laso Buaya,”
Lanjut Puang, Di kampungnya di Tompe, Sosok Adrias Ade, ditakuti Kuyang kuyang alias Ponggo, manusia jadi jadian
Dukungan ini menjadi bentuk nyata komitmen keluarga besar purnawirawan Polri asal Flores dalam menjaga semangat patriotisme dan memperkuat solidaritas antar warga dalam mendukung tugas-tugas kepolisian di seluruh penjuru Indonesia.
(Red/Rezha LDD)